Karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan, pastilah bertindak dan bersikap sesuai nilai-nilai yang ada diperusahaan tersebut. Mereka bekerja sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Diperlukan waktu, tenaga, biaya dan pengorbanan lainnya untuk menyelesaikan target pekerjaan tersebut. Adakala saat waktu pulang kerja mereka harus tetap bekerja. Saat waktu berlibur dengan keluarga, mereka harus menyelesaikan pekerjaan kantor. Ada juga karyawan yang sangat tertekan dengan target dan deadline malah menangis, dan seterusnya. Pokoknya, harus diupayakan segala cara agar target selesai.
Apa yang akan terjadi apabila karyawan tidak bekerja sesuai target? Bagaimana bila kualitas kerjanya dibawah standar yang ditetapkan? Pastilah karyawan itu tidak lama lagi akan mendapat teguran dan mungkin bahkan surat peringatan. 3 kali mendapat peringatan tertulis, karyawan terancam dikeluarkan atau diberhentikan kerja. Status mereka sebagai karyawan menghendaki mereka berkenan pada perusahaan dengan menyumbangkan kinerja yang baik bahkan kalau bisa berprestasi lebih baik dari target yang telah disepakati. Bagaimana hidup kekristenan kita bila kita kaitkan dengan hidup berkenan kepada Allah? Berikut ini kita akan belajar tentang hidup berkenan kepada Allah.
Pada Rm 6:18 dijelaskan bahwa manusia telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Jadi orang percaya adalah hamba kebenaran. Dalam Yoh 14:6 firman Tuhan mengatakan bahwa Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Artinya kita sebagai hamba kebenaran adalah hamba Kristus, karena Kristus adalah kebenaran itu sendiri.
Lalu, sebagai hamba Kristus, kepada siapakah seharusnya hidup kita berkenan? Kepada bos kita? Kepada Direktur kita? Kepada supervisor kita? Kepada manager kita? Jawabnya adalah bukan itu semua. Kita hanya hidup untuk berkenan kepada Kristus. Sesuai dengan firman Tuhan dalam Gal 1:10, “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus”. Jadi orang yang mencoba berkenan kepada Manusia, pada hakikatnya adalah menyangkal dirinya sebagai hamba Kristus.
Sebagai hamba Kristus, bagaimana kita melakukan ketaatan kepada Kristus? Ketaatan kepada Kristus ibarat seorang prajurit yang taat kepada komandannya. Apa yang dikatakan komandan haruslah dilakukan. Kristus adalah tuan dan komandan kita. Apa diperintahkan komandan dan tuan kita harus kita laksanakan. Seperti yang disampaikan dalam 2 Tim 2:4 “ Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya” . Ayat ini didukung ayat dari Kis 10:35 “ Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya”. Jadi orang yang berkenan kepada Allah adalah orang yang percaya kepada Kristus, taat kepada Dia dengan melakukan kehendak-Nya.
Apa janji Tuhan kepada orang yang berkenan kepada-Nya? Dalam Mzm 37: 23-26 difirmankan, Tuhan akan menetapkan langkah-langkah mereka, apabila jatuh tidak akan sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Mereka tidak akan pernah ditinggalkan Tuhan, anak cucunya tidak akan meminta-minta roti, anak cucunya akan menjadi berkat. Percaya atau tidak? Jujur saja , saya yang masih belajar berkenan kepada Allah, sudah beberapa mengalami kebenaran firman Tuhan itu. (FX)